Sebelumnya, penjualan cross Pound/Aussie oleh lembaga kliring Inggris telah menekan Pound di seluruh bursa. Volume perdagangan yang tipis tidak menghalangi terjadinya gejolak harga, menurut laporan pelaku pasar. Sterling sempat anjlok lebih dari 0,5% ke $1.5739 setelah mencetak level tertinggi sejak 23 November di atas $1.59 sesaat setelah rilis angka inflasi bulan November, yang memperkuat komitmen Bank of England untuk tidak meluncurkan QE lanjutan. "Selalu terjadi arus keluar yang besar di akhir tahun, yang memperkecil volume pasar menjelang masa liburan, dan cenderung memacu pergerakan harga," kata Paul Robson, strategis dari RBS. "Inflasi CPI yang melampaui batas harusnya positif bagi Sterling."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar