Rally bulan Desember kemungkinan akan mencapai klimaksnya, hanya dengan dua pekan menjelang Santa Claus menjalani malamnya. Kondisi ini tentu akan mengurangi volume transaksi, optimisme, dan sejarah semua level pada bursa saham karena akan kehilangan momentum. Pekan ini merupakan awal perdagangan lima hari terakhirnya menjelang Natal. Minggu berikutnya akan lebih pendek karena ada hari libur. Karena 25 Desember jatuh pada hari Sabtu tahun ini, bursa saham A.S akan tutup hari Jumat, tanggal 24 Des, berkenaan libur bersama hari Natal. Data inflasi bulan November turut akan mendominasi kalender ekonomi pekan ini, dengan Producer Price Index A.S dirilis hari Selasa dan Consumer Price Index A.S di hari Rabu.
Proposal untuk memperpanjang pemangkasan pajak era-Bush selama dua tahun berikutnya telah diawali dengan kurangnya kesepakatan. Prosposal kemungkinan lolos di Senat A.S pada hari Selasa, namun akan menempuh perjalanan berat untuk lolos di House of Representatives. Bila undang-undang ini gagal, akan menghasilkan tingginya kapital gain dan pajak dividen pada awal tahun depan, kemudian harga saham A.S bakal jatuh.
Pihak Federal Open Markets Committee (FOMC) akan bersidang di hari Selasa sebagai pertemuan terakhirnya tahun ini. Sederetan data ekonomi yang kuat dapat memacu perdebatan soal seberapa jauh pelonggaran bank sentral atas rencana stimulus senilai $600 milyar, yang didesain untuk menjaga suku bunga tetap rendah melalui pembelian obligasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar